Selasa, 29 Maret 2011

Facebook Muslim RI Populer Hingga ke Mesir

INILAH.COM, Jakarta – Jejaring sosial RI terutama untuk Muslim , CMnet sangat populer sejak dirilis 6 Agustus lalu.
Pengguna situs ini juga dari AS, Hong Kong, Mesir, Kuwait dan negara Eropa.CMnet yang dapat diakses di www.cybermoslem.net merupakan situs jejaring sosial muslim pertama di Indonesia, mengusung sistem gabungan Facebook dan Twitter serta menggunakan sistem open source.“CMnet saat ini memiliki 3.700 anggota yang tidak hanya berasal dari Indonesia tapi juga dari negara lain seperti Amerika, Hong Kong, Mesir, Kuwait dan beberapa negara Eropa,” kata Dolla Indra, pendiri CMnet. Dia menambahkan situs ini telah dikunjungi sebanyak 5.894.954 kali.Dolla mengatakan situs ini juga menjadi target 5 ribu hacker, laporan The New Strait Times.Dolla mengatakan pihaknya telah meng-upgrade sistem CMnet untuk menghindari hacker dan membuatnya lebih kuat dan stabil.

http://thegolden-water.blogspot.com/2010/08/facebook-muslim-ri-populer-hingga-ke.html

Empat Penjara Yang Lebih Menyesakkan

Oleh : Seng Guan CPLHI

Seorang lelaki dengan wajah tertunduk lesu berjalan meninggalkan ruang sidang, ketukan palu sang Hakim telah mengantarnya pergi jauh dari kebebasan, ia akan segera menikmati hari-hari panjangnya di PENJARA.
Ini adalah gambaran keseharian dari sebuah peradilan, gambaran keseharian dari sebuah fenomena kehidupan sosial yang mulai terkontaminasi oleh kuman-kuman kehidupan.
Ada kalanya keahlian berkelit dari “Sang Tersangka” melepaskannya dari jeratan PENJARA Jasmani, tapi “Sang Pelaku” tidak akan pernah lepas dari Empat PENJARA Hati.
Penjara Pertama adalah Jail of Hatred/ Kebencian
Ketika hati kita dipenjara oleh kebencian kita akan cenderung menjadi ganas, ada luapan emosi yang membara, tak terkendali, menunggu waktu letupan.

Penjara pertama ini membuat kita menderita lebih dari yang kita perhitungkan, Penjara ini malah membuat kita melukai diri sendiri dengan gambaran yang berulang-ulang di benak kita, gambaran dari sumber kebencian kita, gambaran yang sesungguhnya hanya dari alam MAYA, dari alam bawah sadar kita. Ada sakit yang luar biasa, ketika seorang atau sesuatu yang kita benci melewati jarak pandang kita, radar ngilu di hati segera berbunyi walau seseorang atau sesuatu itu tidak menyentuh kita sedikit pun, bahkan mungkin tak mengetahui keberadaan kita. Rekaman rasa sakit segera diputar berulang-ulang di benak kita, kita akan mengalami penyiksaan bathin berkali-kali untuk satu peristiwa yang sama.
Kala Penjara ini menutup hati kita, kita akan menerima bola-bola lumpur yang siap kita lemparkan kepada mereka yang berada dalam list “MUSUH”. Ketika kita meluncurkan bola itu, ada dua hal yang mungkin terjadi. Pertama, yang dilempar tidak mengelak dan menerima bola lumpur itu sekaligus ikut menemani kita dalam perjara pertama atau yang kedua, ia mengelak bahkan tak pernah menganggap bola lumpur itu ada.
Dari dua alternatif di atas, yang pasti kita menjadi korban pertama dari bola lumpur itu, karena bola lumpur itu telah mengotori tangan kita, kita telah masuk ke dalam penjara itu dan teraniaya di sana.
Oleh berlalunya waktu dan penerimaan atas kondisi serta kekuatan memaafkan, penjara ini akan terbuka secara perlahan-lahan, kita akan dibebaskan kembali ke alam netral.
Penjara Kedua adalah Jail of Greed/ Ketamakan
ketika mata kita hijau, semua seakan tak pernah tercukupi, kita akan menjadi orang TERMISKIN di dunia, kita cenderung akan mengambil bagian yang bukan menjadi hak kita, kita cenderung merampas hanya untuk memenuhi keinginan yang pada akhirnya tak akan pernah terpenuhi.

Kala Penjara ini menutup hati kita, kita sepertinya terlahir sebagai raksasa dalam dunia kurcaci, tidak ada rasa kecukupan dalam segala hal, kerakusan membawa kita tidak pernah bisa menikmati hidup, selalu ada derita karena merasa tak pernah puas.
Mari kita lihat dunia nyata saat ini, berapa banyak orang yang ingin segera kaya, lalu setelah kaya pingin lebih kaya lagi, padahal orang kaya tanpa kepuasaan sebenarnya adalah orang miskin yang punya banyak uang, fenomena inilah yang membuat kita sering mendengar banyak kasus korupsi yang mewabah bak penyakit menular.
Penjara kedua akan terbuka dan kita akan dibebaskan jika kita telah siap menerima keadaan, merasa puas (bukan pasif tapi aktif, dalam arti tidak tinggal diam) serta mensyukurinya apa yang didapatnya saat ini.

Penjara Ketiga adalah Jail of Jealous/ Iri Hati
Ketika benih iri tertanam, kita cenderung tak pernah dapat melihat kebahagiaan orang lain, kita merasa tersaingi, ego kita seakan terhina oleh keberhasilannya, ironisnya kita merasa menderita untuk kebahagiaan itu.

Kala Penjara ini menutup hati kita, kita segera dikenakan kacamata yang membuat kita selalu melihat seolah-olah rumput tetangga selalu lebih hijau dari milik kita. Lalu kita pun merasa alam tidak adil terhadap kita, kita akan segera mempersalahkan sekelilingi kita untuk hal yang tidak kita dapatkan.
Yang mengejutkan malah terjadi pada saat kita mendengar kesuksesan orang yang bermil-mil jauhnya dari kita, apa yang kita rasakan pada saat itu sungguh ironis, kita malah merasa iri (padahal apa hubungannya dengan kita? Kadang malah tidak ada hubungan sama sekali dengan aktivitas kita, lebih parah lagi kita malah iri dengan teman kita sendiri, dengan saudara kita sendiri, dengan orang-orang yang kita kenal) Hasilnya? Hanyalah penderitaan, ada perasaan tidak mengenakkan di hati.
Penjara ini terbuka ketika hati kita menyadari atas ketidakkekalan (baik kesuksesan atau kegagalan), dan kita dapat menerima keberhasilan orang lain sebagai pemicu keberhasilan kita.Penjara Keempat adalah Jail of Ignorance

Penjara keempat adalah kebodohan
Kebocoran pengetahuan ini membuat kita melakukan tindakan-tindakan bodoh yang bukan hanya merugikan orang lain, tapi lebih terutama merugikan diri kita sendiri.

Kala Penjara ini menutup hati kita, kabut kebodohan menyelimuti kita, membuat kita tak menyadari bahwa kita telah merusak diri kita sendiri, perlahan tapi pasti kita terjerumus dalam jurang “Ketagihan” yang luar biasa.
Bentuk yang paling sering kita lihat dalam kehidupan ini adalah kecanduan bahan-bahan narkotika, ketika kita terpikat olehnya, kabut kebodohan secara perlahan mengerogoti kita, kita kehilangan harta benda, kita kehilangan kesadaran, kita kehilagan persaudaraan, kita kehilangan segalanya, lalu apa yang kita dapat? Kenikmatan sesaat yang hanya bersifat semu, dan ketika kita kembali ke dunia nyata, sejumlah persoalan nyata telah siap menerkam kita bahkan mungkin dengan kekuatan yang sepuluh kali lipat dari kekuatan semula.
Penjara ini membuat kita kehilangan akal sehat, merokok merupakan contoh dalam bentuk sederhananya (sebelum berkembang menjadi kronis).
Lalu, penjara ini akan terbuka jika kita isi hati dan pikiran kita dengan pengetahuan-pengetahuan yang berguna, terutama pengetahuan MORAL dan AGAMA.

Keempat penjara ini ada dan terus ada di samping kita, kita hanya perlu menjaga hati ini agar tidak terpenjara di dalamnya. Benar kata AA Gym, “Jagalah hati, jangan kau kotorin. Jagalah hati, lentera hidup ini. Jagalah Hati, jangan kau nodai. Jagalah hati, cahaya illahi”
“Janganlah berbuat kejahatan, perbanyak berbuat kebajikan, sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran semua Guru” Petuah-petuah ini mungkin akan membuat kita terhindar dari empat penjara hati.
Selamat mencoba.

15 Bunga Terindah di Dunia

Katakan dengan bunga, memang ungkapan ini tidak pernah salah, apalagi bunga memang memiliki keindahan tersendiri di setiap helai dan kelopaknya. Di bawah ini adalah 15 bunga paling indah yang berhasil diabadikan di puncak keindahan mereka. Sekalian tebak namanya kalo tau dalam bahasa Indonesia ya...

Canna


Bunga ini tidak hanya memberikan keindahan kelopaknya, tapi juga daun yang indah dengan berbagai warna ceria. Bunga Canna ini sempat menjadi bunga terindah di zaman Victoria

Sakura


Bunga yang 'Jepang banget'... Pada saat mekar, pemandangan yang disajikan akan luar biasa. Warna yang paling indah dari bunga ini adalah putih dan pink. Bahkan pada saat jatuh dan terhampar di tanah, pemandangan yang disajikan oleh bunga ini akan sangat luar biasa.

Colorado Columbine


Bunga ini tumbuh di dataran tinggi Rocky Mountains, diatas ketinggian 14.000 kaki diatas tanah. Bunga ini akan menyapa anda begitu anda berhasil melewati ketinggian tersebut.

Hydrangea


Indah sekali bukan? Bagaikan bola salju di musim gugur. Kelompok bunga yang berbentuk bintang dengan warna warna lembut pastel, menunjukkan kepolosan, dan sering muncul di buket pernikahan.

Lily of the Valley


Bunga ini muncul di musim semi di daerah empat musim. Bunga Lily of the Valley ini merupakan inspirasi dari beberapa legenda, misalnya legenda Nasrani yang mengatakan bahwa air mata Bunda Maria yang jatuh di Salib Yesus berubah menjadi bunga ini. Atau legenda yang mengatakan bahwa bunga ini muncul dari darah St. George yang berperang melawan seekor naga.

Calla Lily


Bunga cantik ini mempesona dan elegan, tapi jangan salah, ternyata bunga ini sangat beracun dan dapat membunuh anak kecil atau bahkan sappi jika tertelan!

Black Eyed Susan


Bunga abadi yang selalu tampil ceria. Bunga yang kontras dengna kelopak kuning dan bagian tengah yang gelap membuatnya tidak mudah untuk dilewati begitu saja.

Bleeding Heart


Bunga mungil yang indah seperti berasal dari dunia peri ini adalah bunga yang selalu dipilih untuk menghiasi taman yang teduh dan segar.

Blue Bells


Di musim semi, banyak sekali hutan di Eropa yang tiba-tiba seakan memiliki karpet berwarna ungu, yang tidak lain adalah bunga ini. Blue Bells dianggap melambangkan kesendirian dan penyesalan.

Lantana


Bunga yang lembut dengan kelopak merah muda dan kuning, adalah magnet kupu-kupu. Semak bunga ini dapat tumbuh besar dan warna kelopaknya akan berubah sesuai dengan umur tanaman.

Mawar


Mungkin bunga pertama yang akan dikenal oleh semua orang di Dunia. Simbol perasaan romantis dengan warna dan bau yang wangi, memberikan berbagai makna tersendiri bagi tiap warna mawar yang ada

Oriental Poppy


Bunga ini adalah bunga abadi, dengan bentuk yang lembut dan warna cerah mempesona. Setelah berkembang di musim semi, kelopaknya mati, tapi begitu hujan musim gugur datang, dan dan kelopak bunga ini akan kembali muncul

Mussaenda erythrophylla (Ashanti Blood, Red Flag Bush, Tropical Dogwood)


Bunga ini dikenal di daerah tropis, terutama Afrika Barat sampai ke Asia Tenggara dan Cina Selatan. Bunga ini tidak hanya indah, tapi juga pasti akan mengundang lebah madu, kupu-kupu bahkan burung kolibri.

Begonia


Bunga ini pertama kali diperkenalkan di Inggris pada 1777. Dan sekarang menjadi salah satu bunga yang paling terkenal di Amerika. Begonia dikenal bukan hanya karena bunga-nya, tapi juga karena keindahan daunnya.

Soka


Dikeonal juga sebagai Melati India Barat, sering digunakan dalam upacara agama Hindu India dan pengobatan tradisional India. Bunga yang merah menyala dengan dasar daun yang hijau memberikan kontras yang indah.

Dendrobium


Dendrobium adalah tipe anggrek tropis. Begitu berbunga, kelompok bunga yang ada selalu lembut dan terbentuk sempurna, sehingga tampak ajaib bagi penikmatnya.


http://clubbing.kapanlagi.com/showthread.php?p=486933

Strategi Baru Untuk Melestarikan Hutan

Pergeseran alasan penggundulan hutan akibat alasan kemiskinan ke alasan perusahaan memiliki implikasi penting bagi pelestarian.

Dalam jangka waktu hanya 1-2 dekade, sifat dari perusakan hutan tropis telah berubah. TIdak lagi didominasi oleh petani desa, kini penggundulan hutan secara substansial digerakkan oleh industri besar dan globalisasi ekonomi, melalui pengumpulan kayu, penambangan minyak, pengembangan minyak dan gas, pertanian skala bear, dan perkebunan pepohonan eksotis yang menjadi sebab-sebab paling sering dari hilangnya hutan. Walau mempengaruhi tantangan serius, perubahan seperti ini juga menciptakan kesempatan-kesempatan baru yang penting bagi pelestarian hutan. Menurut kami, dengan lebih mengarahkan target kampanye masyarakat pada korporasi-korporasi dan kelompok-kelompok dagang yang strategis, kepentingan pelestarian bisa saja memberikan pengaruh yang lebih kuat pada nasib hutan tropis.

Pendahuluan

Hutan tropis, secara biologis, merupakan ekosistem terkaya di bumi dan berperan penting dalam hidrologi regional, penyimpanan karbon, dan iklim global [1,2]. Namun perusakan hutan tropis dengan cepat terus berlanjut, dengan sekitar 13 juta hektar hutan dihabisi setiap tahunnya [3]. Walau angka ini tidak berubah secara mencolok di dekade-dekade terakhir ini, dasar dari penggerak penggundulan hutan sedang bergeser – dari kebanyakan penggundulan hutan yang digerakkan oleh kebutuhan hidup di tahun 1960an-1980an, ke lebih banyak penggundulan hutan yang digerakkan oleh industri akhir-akhir ini [4-6]. Tren ini, kami tegaskan, memiliki implikasi kunci untuk pelestarian hutan.

Dari tahun 1960an-1980an, penggundulan hutan tropis ditiupkan secara luas oleh kebijakan-kebijakan pemerintah untuk pengembangan pedesaan, yang mencakup peminjaman untuk pertanian, pajak insentif, dan konstruksi jalanan, bersamaan dengan pertumbuhan populasi yang cepat di banyak negara berkembang [4-6]. Inisiatif-inisiatif ini, terutama terlihat di negara-negara seperti Brazil dan Indonesia, mendorong munculnya gelombang arus yang dramatis para penduduk ke daerah perbatasan dan sering kali menyebabkan kerusakan hutan secara cepat. Dugaan bahwa para petani skala kecil dan peladang yang berpindah-pindah bertanggungjawab pada hilangnya hutan kebanyakan [7] mengarah pada sebuah pendekatan konservasi seperti Integrated Conservation and Development Projects (ICDP), yang berusaha menghubungkan konservasi alam dengan pembangunan desa yang berkelanjutan [8]. Bagaimanapun juga, sekarang ini banyak yang percaya bahwa ICDP telah sering gagal akibat kelemahan pada perencanaan dan implementasi, dan karena masyarakat lokal biasa menggunakan dana ICDP untuk meningkatkan pendapatan mereka, bukan untuk mengganti keuntungan yang telah mereka dapatkan dari mengeksploitasi alam [9-23].







Small-holder deforestation in Suriname (top) and Borneo (bottom)
Baru-baru ini, pengaruh kuat langsung dari masyarakat pedesaan pada hutan tropis tampaknya telah stabil dan bahkan telah berkurang di beberapa wilayah. Walau banyak negara tropis masih memiliki pertumbuhan populasi yang tinggi, tren urbanisasi yang kuat di negara berkembang (kecuali di Sub-Saharan Afrika) menunjukkan bahwa populasi di pedasaan tumbuh dengan lebih lambat, dan di beberapa negara mulai menurun (Figur 1) [14, 15]. Popularitas program perpindahan penduduk ke perbatasan skala besar telah pula menyusut di beberapa negara [5, 16, 17]. Jika tren seperti itu berlanjut, mereka mungkin meringankan tekanan pada hutan dari kegiatan pertanian skala kecil, berburu, dan mengumpulkan kayu bakar [18].

Pada saat yang bersamaan, pasar finansial yang telah terglobalisasi dan tingginya komoditas dunia menciptakan sebuah lingkungan yang amat menarik bagi sektor swasta [5, 6]. Sebagai hasil, industri penebangan kayu, penambangan, pengembangan minyak dan gas, dan terutama pertanian skala besar semakin muncul sebagai penyebab dominan dari kerusakan hutan tropis [6, 19-22]. Di Amazonia Brazil, contohnya, pertanian skala besar telah meledak, dengan jumlah hewan ternak yang meningkat lebih dari 3 kali lipat (dari 22 ke 74 juta kepala) sejak 1990 [23], sementara industry penebangan kayu dan pertanian kedelai juga telah tumbuh dengan dramatis [24, 25]. Gelombang permintaan akan padi-padian dan minyak yang dapat dikonsumsi, didorong oleh kebutuhan dunia akan biofuel dan kenaikan standar hidup di negara-negara berkembang, membantu memacu tren ini [19, 26, 27].

Walaupun kita dan yang lain khawatir dengan bangkitnya penggundulan hutan skala industri (figure 2), kami berpendapat bahwa itu juga merupakan tanda munculnya kesempatan untuk perlindungan dan manajemen hutan. Daripada berusaha mempengaruhi ratusan juta penduduk hutan di daerah tropis – sebuah tantangan yang mengecilkan hati, paling baik – pendukung pelestarian sekarang bisa memfokuskan perhatian mereka pada jumlah korporasi pengeksploitasi sumber yang jauh lebih kecil. Banyak dari mereka adalah perusahaan multinasional atau perusahaan domestik yang mencari akses ke pasar internasional [6, 19-22], yang mendorong mereka untuk menunjukkan beberapa sensitifitas terhadap masalah-masalah lingkungan yang tumbuh kepada konsumen global dan pemegang saham. Saat mereka em, korporasi seperti itu menjadi cukup lemah untuk diserang citra publiknya.

Melawan Korporasi

Saat ini, beberapa korporasi dapat dengan mudah mengabaikan lingkungan. Kelompok-kelompok konservasi pun belajar untuk menarget perusahaan-perusahaan yang melanggar, memobilisasi dukungan melalui boikot konsumen dan kampanye kesadaran publik. Sebagai contoh, mengikuti sebuah usaha pemberantasan yang intens dari masyarakat, Greenpeace baru-baru ini menekan penghancur kedelai terbesar di Amazonia untuk melaksanakan sebuah proses penangguhan pada pengolahan kedelai, menunda pengembangan dari sebuah mekanisme pelacakan untuk memastikan hasil panen mereka datang dari produsen-produsen yang bertanggungjawab pada lingkungan [28]. Boikot sebelumnya oleh Rainforest Action Network (RAN) mendorong beberapa rantai retail utama di AS, termasuk Home Depot dan Lowe’s, untuk mengubah kebijakan belanja mereka untuk menyokong produk-produk kayu yang lebih mendukung [29]. Di bawah ancaman dari publisitas negative, RAN bahkan telah meyakinkan beberapa perusahaan-perusahaan finansial terbesar di dunia, termasuk Goldman Sachs, JP Morgan Chase, Citigroup dan Bank of America, untuk memodifikasi praktek-praktek peminjaman dan pembiayaan untuk proyek-proyek kehutanan [30].




Tren akhir-akhir ini membuat para kelompok konservasi lebih mudah untuk menguasai industri-industri pengeksploitasi sumber alam. Berkat skala ekonomi, korporasi multinasional kerap menemukan bahwa lebih efisien untuk mengkonsentrasikan kegiatan mereka pada beberapa negara besar, karena mengurangi jumlah dari wilayah geografis yang diawasi dengan aktif oleh kelompok-kelompok konservasi. Lebih lagi, banyak industri, yang termotivasi oleh ketakutan akan publisitas negatif, mendirikan koalisi yang mengaku mendukung keberlangsungan lingkungan sesama anggota mereka. Contoh dari kelompok industri seperti ini termasuk AliancĂ‚¸a da Terra untuk para peternak di Amazonia [31], Roundtable on Sustainable Palm Oil di Asia Tenggara, dan Forest Stewardship Council untuk industri kayu global. Karenanya, daripada menargetkan ratusan korporasi yang berbeda, para penggiat konservasi dapat menciptakan dampak besar dengan hanya menyerang beberapa titik tekanan industri.

Korporasi juga dikuasai oleh wortel dan tongkat. Perusahaan yang membeli keberlangsungan, menikmati pertumbuhan menjadi pilihan konsumen dan harga-harga premium untuk produk ramah lingkungan mereka. Menurut sumber-sumber industri [32], sebagai contoh, produk kayu 'hijau’ – yang diproduksi dengan cara yang bersahabat bagi lingkungan – tercatat penjualan sebesar $7,4 milyar di Amerika Serikat di tahun 2005, dan diharapkan akan tumbuh hingga $38 milyar pada tahun 2010. Penghargaan seperti ini mungkin mendapat pengaruh yang lebih besar pada korporasi multinasional, yang harus berusaha menjaga konsumen dan pemegang saham internasional mereka senang, daripada pada perusahaan lokal yang bekerja sendirian di negara-negara berkembang [33].

Tantangan baru

Meningkatnya pengaruh kuat para perusahaan penggundul hutan juga memiliki sisi lemah. Industrialisasi dapat mempercepat kerusakan hutan, dengan hutan yang dulunya dipangkas secara langsung oleh petani-petani skala kecil saat ini dengan cepat dilindas oleh bulldozer. Lebih lagi, aktifitas industri seperti penebangan, penambangan, pengembangan minyak dan gas mendukung penggundulan hutan, tak hanya secara langsung tapi juga tak langsung, dengan menciptakan daya dorong ekonomi yang amat kuat untuk pembangunan jalan-hutan. Setelah terbangun, jalan-jalan ini dapat melepaskan berbagai invasi hutan yang tak terkontrol oleh para penduduk, pemburu, dan makelar tanah [20, 21, 24].

Masalah utama lain adalah tak semua pasar merespon pada prioritas lingkungan. Di banyak negara berkembang, kekhawatiran lingkungan terkubur oleh meningkatnya permintaan dari kelas menengah yang sedang tumbuh. Sebagai contoh, konsumen Asia sejauh ini menunjukkan sedikit ketertarikan pada produk-produk kayu yang memiliki sertifikat lingkungan [34], tidak seperti konsumen di Amerika Utara dan terutama Eropa. Lebih lagi, saat harga untuk material mentah membumbung tinggi, sebuah perebutan akan sumber alam dapat terjadi, membuat kelangsungan lingkungan hanya sebuah pikiran belaka dibandingkan permintaan yang meningkat.

Akhirnya, bahkan berlimpahnya konsumen yang sadar lingkungan tak dapat menjamin tingkah laku yang baik dari sebuah perusahaan (lihat Box 1). Banyak korporasi telah dituduh ‘greenwashing’ – berpura-pura memproduksi produk hijau yang sebenarnya hanya memiliki keuntungan kecil bagi lingkungan. Di industri kayu tropis, sebagai contoh, beberapa kelompok meragukan, yang disponsori oleh industri, telah berusaha untuk berkompetisi dengan badan-badan sertifikasi lingkungan legal seperti Forest Stewardship Council [35]. Melacak produk-produk dari hutan ke konsumen terakhir – melalui rantai perantara, manufaktur dan penjual retail – dapat menjadi sangat sulit. Sebagai contoh, Greenpeace [36] baru-baru ini mengungkapkan bahwa raksasa makanan seperti Nestle, Procter and Gamble, dan Unilever menggunakan minyak kelapa yang ditanam di lahan-lahan yang baru saja gundul, meski ada jaminan sebaliknya dari Roundtable on Sustainable Palm Oil. Kerumitan seperti itu memberikan penghargaan pada mereka yang curang dan menghilangkan keuntungan bagi korporasi yang melakukan usaha-usaha baik mendukung keberlangsungan tersebut.
Masa depan





Thomaz W. Mendoza-Harrell
Meskipun ada kerumitan seperti itu, para penggiat konservasi harus belajar untuk menghadapi perusahaan-perusahaan penggerak penggundulan hutan tropis dengan lebih efektif dan bertenaga. Penggerak-penggerak seperti ini di masa depan pasti akan meningkat karena aktifitas industri global diramalkan akan berkembang hingga 300-600% pada tahun 2050, dengan banyaknya negara berkembang [37]. Untuk mereka, sebuah peningkatan angka pada perusahaan menyadarkan bahwa keberlangsungan lingkungan hanyalah sebuah bisnis yang bagus. Dari tren seperti itu, kami melihat banyak dibutuhkan dialog dan debat antara kepentingan industri, keilmuan, dan konservasi di wilayah tropis. Selain dari pengaruh kelompok-kelompok lingkungan, pengaruh kuat dari industri juga akan ditengahi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dan perjanjian internasional, seperti UN Framework Convention on Climate Change and the Convention on Biological Diversity. Sebagai contoh, subsidi pemerintah secara besar-besaran untuk ethanol jagung saat ini menciptakan distorsi pasar yang mendukung penggundulan hutan di Amazon [23], yang mana sebenarnya pertukaran karbon internasional pada akhirnya dapat memperlambat kerusakan hutan di beberapa negara tertentu [38, 39]. Karena kebijakan-kebijakan seperti itu dapat berubah secara cepat dan memiliki pengaruh yang luas, para penggiat konservasi mengabaikan mereka atas resiko sendiri.

Perubahan ada di kita. Pada satu sisi, globalisasi dan industri pertanian yang cepat, penebangan, penambangan dan pembuatan biofuel muncul sebagai penggerak dominan dari penggundulan hutan. Di sisi lain, pertumbuhan kepedulian publik mengenai keberlangsungan lingkungan menciptakan kesempatan-kesempatan baru yang penting bagi perlindungan hutan. Dengan menargetkan industri-industri strategis dengan kampanye pendidikan bagi konsumen, kepentingan pelestarian dapat memperoleh senjata baru yang kuat dalam pertempuran untuk memperlambat perusakan hutan. 

source: http://damarsari.blogspot.com/2010/02/strategi-baru-untuk-melestarikanhutan.html

Melihat Proses Persalinan Semut Keluar dari Telurnya

Kehidupan semut dimulai dari telur. Jika telur dibuahi (progeni) maka akan menjadi perempuan (diploid), jika tidak, maka akan berjenis kelamin laki-laki (haploid). Semut berkembang dengan metamorfosis lengkap dengan tahap-tahap larva melewati tahap pupa sebelum muncul sebagai orang dewasa. larva ini secara umum bergerak dan diberi makan dan dirawat oleh pekerja.

Makanan diberikan kepada larva dengan trophallaxis, sebuah proses di mana semut menyedot makanan cair yang dari tanaman. Semut pekerja menghabiskan beberapa hari dalam merawat kehidupan semut ratu dan muda. Kemudian setelah dewasa semut bertugas untuk menggali dan bekerja di sarang lain, dan  untuk mempertahankan sarang serta mencari makan.

Mulai mendekati telur...

Pertama, Telur-telur semut diborong, nantinya akan diambil satu untuk dikeluarkan semutnya.

Di sini, kita melihat mata seorang semut baru. Tepatnya pada sisi kepalanya, seorang pekerja membuat irisan dalam lingkaran

Bagian atas dari telur dilubangi dibantu semut pekerja yang lain

Dan akhirnya si semut dibantu keluar dari telur. Wah-wah, semut pun bisa bekerjasama serapi ini. Manusia sepertinya harus malu nih.

Semut baru lahir masih belum bisa bergerak sendiri, lihatlah bagaimana si semut ditolong sama abang-abangnya.

Sekarang saatnya meluruskan kaki dan menjilat.

Akhirnya semua kaki diluruskan. Dia duduk diam beberapa menit, sampai terbiasa dengan sensasi baru.

"Gerakan Pertama" - Dan, lihatlah, ia berdiri! semut baru lahir tidak mampu  berjalan, mereka terhuyung-huyung, kadang malah terjerat pada kakinya dan terus jatuh, namun setelah beberapa jam mencoba baru si semut kecil mampu menontrol kakinya dengan baik.

"Langkah Baru si semut kecil" - Masih butuh beberapa hari bagi si semut kecil untuk belajar berjalan dan bekerja membangun sarang pakan larva. Mungkin butuh beberapa bulan sampai akhirnya si semut kecil mampu meninggalkan sarang untuk sekedar berburu bangai, manisan gula. Nah, selama itu dia akan dibimbing oleh Abang-abang dan kakak-kakaknya di sarang.

source: http://catatanlaci.blogspot.com/2010/11/photo-proses-menetasnya-semut-dari.html

Senin, 28 Maret 2011

Green School, Sekolah Hijau di Bali yang Telah Mendunia

Inilah Green School dari Bali Yang Terkenal Di Dunia Karena Ramah Lingkungan

Selama pembangunannya, hanya bambu, rumput gajah dan tanah liat yang dipergunakan. Semen digunakan hanya di beberapa tempat di yayasan. Pusat dan bangunan yang paling penting adalah "jantung sekolah." Ini mungkin merupakan gedung terbesar di dunia yang dibangun sepenuhnya dari bambu. Dengan tinggi 18 meter dan luas 64 meter, area sekolahnya mencakup berbagai struktur: gedung apartemen, ruang kelas, gedung kantor, dan kafe. Sekolah ini mendapatkan listrik dari sumber ramah lingkungan: generator turbin air dan panel surya . Terobosan untuk meminimalisir pencemaran dunia yang patut diacungi jempol ...

Selamat datang di Green School  Bali, Indonesia. Sebuah bangunan sekolah yang akan memberikan pendidikan tentang lingkungan hidup yang menakjubkan dengan metode pendidikan berbasis holistik.

Referensi Lain:

Indonesia yang masuk dalam jajaran Negara paling berpolusi no 3 sedunia, setidaknya boleh berbangga hati. Di tengah – tengah mirisnya pendidikan di negeri ini, sebuah inovasi baru di bidang pendidikan Indonesia hadir di Bali, jantung pariwisata negeri kita.

Green School – Kul- Kul Campus. Yang terletak di desa Sibang Kaja, 30 km daei pusat kota Denpasar. Sebuah sekolah unik yang digagas oleh John Hardy, seorang desainer dan pengusaha jewelry yang sukses.

Sekolah unik nan ajaib ini merupakan satu – satu-nya sekolah di dunia yang bangunannya terbuat dari batang bamboo yang ramah lingkungan. Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir angin melalui terowongan bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan untuk menyalakan kompor. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus peternakan sapi. Ditambah lagi arena olahraga, laboratorium, perpustakaan, dll.

Kemudian yang takalah uniknya adalah jembatan bamboo yang membentang di tengah – tengah sekolah, yang dibawahnya mengalir sungai Ayung. Benar – benar alam ??? Yup… memang itulah salah satu visi dan juga kelebihan sekolah ini… INTERAKSI DENGAN ALAM…

Para murid diajarkan untuk dekat dengan alam, mulai dari cara menanam padi, memproduksi coklat sendiri. Semua itu tak lepas dari harapan agar murid – murid mereka mengerti tentang berbagai hal dalam kehidupan, dan mampu menjadi pemimpin di dunia yang selalu berubah dan menantang ini.

Pendeknya, mereka-para pelajar-akan tahu segala hal dari organic gardening hingga mendesain website, dari menjalankan bisnis kecil hingga menekan emisi karbon, menjadi orang yang membanggakan dan dapat dipercaya mengelola kehidupan dengan lebih baik, di tengah krisis bumi ini.

Harganya ?? jangan ditanya… . Orang tua yang mampu menyiapkan uang untuk registrasi $ 500, Uang bangunan tahunan $ 950 dan buat grade I-VI uang sekolahnya setahun $ 7.950 adalah syarat untuk menyekolahkan anaknya di Green School Bali, tidaklah heran bila murid – muridnya sendiri lebih banyak terdiri dari kaum ekspatriat dan orang asing

Meski begitu, Green School menyediakan beasiswa pendidikan, maklum… sekolah ini baru berdiri 2 bulan lalu.

Di sisi yang lain seharusnya keberadaan Green School menginspirasi pemerintah dan swasta membuat sekolah yang mirip namun lebih affordable dalam biaya.

Bukan apa, sebagai anak negeri, miris rasanya melihat anak – anak bule yang terkenal bersih itu mau bermain – main dengan lumpur dan duduk lesehan di atas tikar, kemudian mampu bercocok tanam, menanam padi, dan membudidayakan udang. Sedangkan kita ? masuk ke lumpur saja mungkin tidak pernah, apalagi menanam padi ? padahal bercocok tanam merupakan identitas bangsa kita sebagai negara agraris.

Andaikata sekolah di negeri ini seperti Green School, mungkin tidak akan ada lagi yang namanya illegal logging, dan pembabatan hutan secara liar, karena sejak kecil mereka telah diajarkan bagaimana cara mencintai alam








 
 


















source: http://danish56.blogspot.com/2011/01/inilah-green-school-dari-bali-yang.html